16 Januari 2008

Siapa Yang Lebih Parah?

Seorang santri mendatangi rumah seorang Kyai di Kampung yang terkenal amat mumpuni dalam ilmu hadits. Tetapi saat ia memasuki rumah kyai dan duduk di ruang tamu, timbullah banyak pertanyaan dalam pikirnya. Mengapa banyak gambar tertempel di dinding. Mulai dari gambar keluarganya hingga gambar para ulama.

"Wah, Kyai ini konon ahli hadits, tetapi kok tidak mengamalkan hadits?" pikir santri "Saya harus mempertanyakan masalah ini dengan kritis."

Melihat sang tamu duduk termenung, Kyai bertanya, "Nak, apa yang kamu pikirkan?"

"Saya tuh heran Kyai, Anda konon dikenal sebagai ahli hadits, tetapi mengapa anda masih menempelkan foto-foto itu?" tanya santri sambil menunjuk ke arah dinding. "Bukankah itu menyalahi apa yang dinyatakan Nabi?" tanya santri lagi.

Alih-alih langsung memberikan jawaban terhadap pertanyaan sang santri, Kyai dengan roman muka kaget dan kebingungan, melakukan gerakan seperti mencari-cari sesuatu dari saku baju kokonya, tetapi ia tidak menemukan sesuatu, ia pun mencari-cari sesuatu dari dompetnya, tetapi uga tidak ada. Santri melihat Kyai dengan wajah bertanya-tanya.

Kyai memanggil pelayannya dan meminta agar istri Kyai mengambilka nuang Rp 50.000, karena ia teringat harus membayar upah kerja kepada tukang.

Saat mendengar alasan kyai yang sibuk- mencari-cari sesuatu, Santriberkata , " Oh pak Kyai, kalau begitu, tak usahlah risau, biar ini saya talangi dulu" kata Santri sambil menanggalkan kopiah hitamnya, kemudian mengambil selembar Senyuman HMS dari lipatan di kopiahnya.

Dengan muka ceria sang Kyai, menerima uang Rp 50.000 itu memandangi gambar HMSnya, kemudian memandang ke dinding , lalu berkata, " Wah... nak Santri, menjawab pertanyaan anda tentang hadits memasang gambar, saya sih tidak separah anda , saya hanya memasang di dinding dan itupun dhohir terlihat orang lain. Sementara anda menempatkan gambar HMS secara khusus, teramat pribadi, dan bahkan di tempat sangat mulya di atas kepala anda."

Tidak ada komentar: