04 Februari 2008

Kewajiban-Kewajiban Praktis Kader Dakwah



Diantara tanda lemahnya komitmen seorang dai ialah lemah dalam melaksanakan kewajiba-kewajiban praktis yang diberikan oleh dakwah, sehingga orientasi dakwah berada di satu sisi sementara aktifis berada di sisi lain yang bersebrangan.

Dakwah mengajak manusia agar mengerjakan kebaikan dan melarang mereka dari kemungkaran, tetapi dia justru mencegah kebaikan dan mengerjakan kemungkaran.

Sayyid Quthb berpesan, “Orang-orang yang beriman kepada Allah dan yakin dengan hari pembalasan tidak akan menunggu izin (penugasan) untuk mengerjakan kewajiban. Mereka tidak akan malas menjawab panggilan jihad di jalan Allah dengan harta dan nyawanya, namun dia akan segera melakukannya, baik dalam keadaan senang maupun susah saat menerima perintah Allah, sebagai bukti ketaatan kepada perintah-Nya dan keyakinan atas pertemuan dengan-Nya akan mengajukan diri secara sukarela sehingga tidak perlu menunggu perintah apalagi izin dari orang lain.

Ada beberapa motifasi dan sebab seseorang bias lebih proaktif dalam berdakwa.
1.Taat kepada Allah dan Rasul-Nya.
2.Cinta terhadap sesama.
3.Melaksanakan kewajiban dan menghindari kelalaian.
4.Mendambakan pahala.
5.Mencari alasan untuk bertanggung jawab di hadapan Allah.
6.Kemungkaran yang berkembang mendorong aktifis untuk melakukan perbaikan (islah).
7.Aktifitas dan usaha para penghancur dakwah mendorong aktifis untuk bangkit dan memberi perlawanan.
8.terlalu banyak kewajiban dan sedikit waktu membuat aktifis mengerahkan seluruh kemampuannya.
9.Sumbangan kontribusi dan berkorban sesuai kemampuannya.

Kemandirian adalah bukti ketulusan bergabungnya seseorang dengan dakwah dan indicator pemahaman yang tinggi terhadap agama dan dakwahnya.

Jangan menganggap diri sendiri lemah dan tidak mampu berbuat. terlalu menyanjung orang lain dengan menganggapnya sempurna. Karena hal tersebut akan membuat kesempatan emas untuk mendapatkan pahala.

Jangan selalu menunggu perintah untuk bergerak, jangan selalu merasa bahwa sendiri itu pikirannya tidak lebih baik dari qiyadah.

Intinya aktifis dakwah harus memiliki inisiatif tampa harus menunggu penugasan utau perintahuntuk bergerak.

Setiap aktifis dakwah harus meneladani Rasullulah dalam setiap aktifitas dan gerakan. Siap menunaikan kewajiban finansial untuk dakwah. Sebagai bukti keikutsertaan yang tulus dalam dakwah adalah menjulurkan bantuan finansial/ kekayaan untuk mendukung berbagai kegiatan.
Sebagai contoh kasus dalam pembangunan masjid di Ismailayyah. Ketika ketua Jamaah Ikhwan di wilayah itu menganjurkan agar para anggota menyumbang, seseorang yang berpropesi ebagai tukang menyumbang 1,5 pound pada hari ketiga sejak anjuran itu diumumkan. Padahal ia seorang tukang yang miskin. Ia mendapatkan uang itu awalnya ingin berhutang, tapi ia urungkan. Lalu ia usaha, tapi tidak mudah. Dia tidak punya pilihan lain selain menjual sepeda miliknya yang selama ini menjadi satu-satunya transportasi untuk pulang dan lergi ke tempat ia bekerja yang berjarak 6 km. Namun ia tetap menjual dan menyumbangkan hasil penjualannya. Dia telah melakukan dua hal sekaligus: tepat waktu dan menyumbang.

Menjaga teguh sarana-sarana tarbiyah yang telah ditentukan oleh jama'ah

Puasat-pusat tarbiyah merupakan pilar yang sangat pentingdan sarana permanent yang sangat dibutuhkan untuk mendidik segenap jamaah dakwah. Sarana ini merupakan kunci rahasia kekuatan dakwah yang tiada tara ketika menghadapi berbagai hantaman musuh.

Agar sukses, usrah harus menjalankan rukun-rukunnya dan berusaha merealisasikan dengan baik. Rukun-rukun tersebut adalah perkenalan (ta’aruf), saling memahami (tafahum), dan solidaritas (takaful).
Seliain itu ada unsure lain yang memiliki kedudukan sama dengan tiga rukun yang dicetuskan oleh Imam Hasan Al-Banna, unsure itu ialah murobbi (pendidik), murobba (anggota yang dididik), dan manhaj (kurikulum).

Murobbi ialah pilar utama, fondasi dan penompang isroh didalam mendukung suksesnya sarana ini (usrah) dan mencapai tujuan-tujuannya. Setiap murobbi harus menyadari bahwa mereka memiliki tanggung jawab, tugas, dan bebean dakwah yang sangat berat, yang tidak sanggup dipikul oleh gunung sekalipun.

Bagaimana cara merealisasikan rukun-rukun usrah,
Pertama perkenalan (ta'aruf), rasakan ukhuwah berusaha menjalin hubungan baik dan selalu membaca ayat-ayat Al Qur’an dan hadist sebagai pusat perhatian.
Kedua saling memahami (Tafahum), beristiqomah dam bermuhasabah (evaluasi diri).
Ketiga soladiritas (takaful), saling menolong dan membantu saudaranya setiap ada kesempatan.

Percaya dan hormat kepada qiyadah dalam setiap keputusan dan tindakan.
Ini merupakan indikator yang jelas atas tulusnya keikutsretaan dalam barisan dakwah. Sedangkan lemahnya komitmen kepada dakwah, maka segenap aktifis terjebak dalam keraguan dan tuduhan palsu yang dikembangan oleh musuh dakwah dan para penyusup. Kurangnya tanggung jawab dan kepercayaan kepada pemimpin menipis.

Ukhuwah adalah benteng yang kokoh untuk menjaga barisan dakwah dari keretakan dan perpecahan. Kekuatan persatuan dan ukhuwah menempati posisi kedua setelah kekuatan aqidah dan iman dalam perspektif dakwah, lalu di susul dengan kekuatan materi dan senjata.

Menjaga lisan agar tidak membicarakan aib orang lain. Ini dikarenakan bila membicarakan aib orang lain akan berakibat panjang hingga menyulut kebencian orang lain, menodai kehormatan, dan menjadikan mereka sesama orang yang tidak berkepentingan baik. Berdasarkan ini, kita dapati Al Quran pun memberi sanksi yang sangat keras kepada orang yang menuduh. bahkan sanksi itu hampir setara dengan sanksi yang diberikan bagi orang yang berzina, yakni dicambuk sebanyak 80 kali dan tidak diterima kesaksiannya.

Diantara kewajiban ikhuwah paling utama yang harus dijaga adalah saling menasihati. karena hukum nasihat adalah wajib bagi setiap aktifis dakwah agar akwah tetap bergulir, sehingga berhasil meraih tujuannya dan mencapai sasarannya dengan tetap berada pada jalur yang benar. Nasihat adalah salah satu bukti cinta sejati karena Allah. Sebab, orang yang menasihati saudaranya sangat berharap saudaranya itu menjadi baik.

Aktif dan selalu menghadiri kegiatan-kegiatan umum yang diadakan jamaah. Menjadi aktifis dakwah jangan selalu mencari-cari alasan untuk meninggalkan kegiatan-kegiatan umum dakwah, memandangnya sebelah mata, atau menganggap kehadirannya dalam acara tersebut tidak [enting. Karena menyukseskan kegiatan dakwah adalah tanggung jawab setiap aktifis.

Mengikuti perkembangan berita jamaah mempengaruhi dakwah, baik secara positif maupun negative. Orang-orang mu’min ibarat satu tubuh, jika salah satu anggota tubuh sakit maka seluruh badan akan ikut merasa sakit dan demam.
Jangan membuang waktu percuma. Bias saja seorang aktifis berjam-jam di depan televisi atau radio untuk mengkuti berita di berbagai belahan dunia, atau menghabiskannya dengan membaca Koran dan media massa lainnya. Waktu seorang da’i itu mahal.

Mengikuti perkembangan berita dakwah merupakan bagian dari loyalitas terhadap dakwah, loyalitas kepada orang-orang yang beriman


Citayam, 02 Febuari 2008

Tidak ada komentar: